Thursday, April 24, 2014

Analisa Opening Shot dalam Film Cinema Paradiso




     Film “Cinema Paradiso” yang disutradarai oleh Giuseppe Tornatore seorang berkebangsaan Italia pada tahun 1988 dibuka dengan sebuah shot yang cukup menarik. Dengan diiringi musik instrumental menggambarkan keromantisan. Digambarkan sebuah mangkuk yang berisi tanaman umbi yang masih muda, diletakkan diatas dinding balkon menghadap hamparan biru laut yang tenang, serta sebuah tirai berwarna putih diatas kanan berkibar tertiup angin. Lalu muncul credit title diiringi dengan pergerakan kamera mundur ke belakang (track out). Perlahan mulai terlihat dua buah kaca jendela disebelah kanan dan kiri yang membingkai gambar mangkuk berisi ubi diatas balkon dan lautan dibelakangnya. Kamera terus bergerak mundur sampai terlihat sebuah meja yang diatasnya terdapat mangkuk berisi banyak buah jeruk lemon berwarna kuning. Kemudian kamera berhenti bergerak dan muncul judul film Cinema Paradiso dengan font style dan warna seperti pada baliho atau nama sebuah tempat klub atau hiburan yang menggunakan lampu neon pada era tahun 80an, warna ungu dan kuning keemasan dibingkai warna biru ditambah sebuah ornamen bintang menggantikan titik pada huruf I pada kata Cinema.

     Film “Cinema Paradiso” sendiri bercerita tentang hubungan seseorang anak yang bernama Salvatore Di Vita (Toto) dengan seorang operator proyektor film di sebuah bioskop yang bernama Alfredo. Cerita dalam film dimulai sekitar 30 tahun setelah Salvatore meninggalkan Sisilia, kampung halamannya dimana Ibu, adiknya dan Alfredo tinggal. Ibunya mencoba menghubungi anaknya dan walaupun adik perempuannya tidak yakin apakah Salvatore masih ingat segala hal tentang kampung halamannya tetapi Ibunya sangat yakin bahwa setelah 30 tahun meninggalkan kampung halamannya, Salvatore atau yang saat masih kecil sering dipanggil Toto masih ingat tentang segala hal disana. Karena dia tau dekatnya hubungan antara Toto dengan Alfredo, yang ternyata pada adegan berikutnya Salvatore yang saat itu tinggal di Roma mendapat kabar bahwa Alfredo telah meninggal dunia.

Maka berlanjutlah cerita dengan flashback dimasa Toto kecil sebagai seorang anak yang membantu pastur dalam sebuah gereja dan lalu bertemu dengan Alfredo yang setiap harinya berkerja disebuah bioskop untuk mengoperasikan mesin proyektor film.

     Kembali lagi pada shot pembuka diawal film, hal menarik dari simbolisasi yang diangkat oleh sang sutradara yakni ketika kamera bergerak mundur (track out) melewati dua buah kaca jendela dan terlihat mangkuk berisi banyak buah jeruk lemon, dalam essay yang ditulis oleh Barbara Poyner dikatakan bahwa buah jeruk lemon berwarna kuning tersebut merupakan motif atau ciri khas masyarakat Sisilia, Italia.

Kemudian setelah judul muncul, terdengar suara Ibu Salvatore yang sedang menelepon mencari alamat dan nomor telepon Salvatore. Terlihat wajah sang Ibu seperti siluet diterangi sedikit cahaya dimana bayangan hitam lebih dominan, dalam essay Poyner juga dikatakan efek pencahayaan tersebut menyugestikan kepada penonton bahwa film ini adalah film hitam putih tetapi sebenarnya berwarna.

Simbol lainnya adalah pakaian berwarna hitam yang dikenakan oleh adik Salvatore, pakaian hitam dalam tradisi Sisilia menyimbolkan bahwa ada salah seorang yang telah meninggal dunia. Lalu pada scene selanjutnya ketika Salvatore baru pulang dari tempat kerja dan istrinya mengatakan bahwa dia mendapat telepon dari Ibunya dan kabar bahwa Alfredo telah meninggal dunia, padahal pada adegan sebelumnya Ibu ataupun adik Salvatore tidak mengatakan apapun tentang kematian.

     Pola komposisi gambar opening shot diawal film dimana dominan sebuah objek diletakkan ditengah frame dan unsur estetika garis imajiner dari depan ke belakang yang tidak berujung terulang pada shot di adegan terakhir, dimana ketika Salvatore mengantarkan jenazah Alfredo di tengah jalan raya gambar diambil long shot dan objek diletakkan di tengah-tengah frame serta membentuk garis imajiner tidak berujung.

No comments

Post a Comment

© アダン
Maira Gall