Monday, January 23, 2017

RANGKUMAN ARTIKEL “WHAT IS DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY?”


               Sejak pertama kali kelahirannya, film telah memiliki cameraman yaitu seseorang yang bertanggung jawab dengan alat kamera itu sendiri. Kemudian film atau cinema terus berkembang mengikuti zaman, di mana segala hal teknis pendukung dalam pembuatan film juga ikut berkembang. Cameraman berubah menjadi cinematographer, seorang sinematografer saat ini tidak hanya memiliki kemampuan yang baik dalam hal komposisi, cahaya dan hal fotografik lainnya. Seorang sinematografer juga harus memiliki kemampuan untuk memimpin semua kru di dalam departemennya.
            Sinematografi berdiri di bawah ilmu fotografi, karena memang dasar dari ilmu teknik sinematografi terdapat di fotografi. Perbedaannya hanya dalam satu hal yaitu “gambar bergerak”, di mana fotografi menyampaikan sebuah pesan atau cerita hanya melalui satu buah frame sementara sinematografi melalui 24 gambar setiap detik (istilahnya dikenal sebagai frame per-second). Banyak hal di dalam sinematografi yang mendukung story telling film yang akan dibuat, seperti pergerakan kamera, pencahayaan, depth of field dan lain sebagainya.
            Permasalahan besar industri film seperti Hollywood adalah bagaimana mereka membuat sesuatu yang baru di setiap filmnya, baik dari segi naratif maupun teknik.

Wednesday, July 23, 2014

Auteur of Timelapse


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perancis adalah pusat dari dunia perfilman yang lahir dan berkembang di Eropa. Sejak dua orang ilmuwan bersaudara Louis dan Auguste Lumiere mengembangkan sebuah alat untuk merekam gambar bergerak dan sekaligus memproyeksikan hasil perekaman gambar tersebut yang lalu dikenal sebagai cinematographe lumiere (1895). Lumiere bersaudara juga sudah mulai mempertontonkan hasil dari film-film yang telah mereka buat ke masyarakat umum di Grand Café, Paris.
Setelah itu beberapa filmmaker yang berasal dari Perancis pun mulai membuat film, diantaranya adalah George Melies yang pertama kalinya dalam sejarah sinema mengembangkan kemampuan dari kreatifitas yang bisa dihasilkan dari medium film dengan membuat film yang memiliki unsur naratif atau penceritaan serta memasukkan unsur mise en scene yang khas. Selain itu juga dalam sejarah sinema Perancis muncul salah seorang tokoh dari sebuah keluarga yang berlatar belakang pedagang sosis, yaitu Pathe Freres yang menciptakan awal dari terbentuknya sebuah industri film tersebesar di Eropa khususnya Perancis yang bernama Pathe.
Namun pasca Perang Dunia ke-I (1914-1918) industri perfilman di Perancis hancur, lalu muncul seorang tokoh yang bernama Louis Delluc yang mengatakan bahwa sinema Perancis harus menjadi sinema dan sinema Perancis harus menjadi Perancis. Hal tersebut memunculkan niat para pencinta dan pembuat film untuk menyaingi Hollywood, oleh karena itu lahir berbagai aliran seperti Impresionisme yang mengatakan bahwa kamera dan imaji yang dihasilkan dapat menghasilkan realitas yang berbeda ataupun Surrealisme yang mengatakan bahwa film disamakan seperti mimpi yaki tidak memiliki sebab-akibat yang logis dan diorientasi ruang, dan Realisme Poetik yang menceritakan kehidupan kaum marginal yang sangat berat dengan menggunakan gaya visual yang puitik. Semua itu adalah usaha Perancis untuk menemukan serta menciptakan identitas atau ciri khas dari sinema nasional mereka yang sangat kuat pengaruhnya dengan seni (film as art).
“In 1920s France. Industrial cinema was in crisis. Hollywood was flooding the market and in 1926 produced 725 films, Germany made over 200, but France produced only 55, many made by small companies. As would be the pattern throught the course of film history, successful nation films tended to be the smaller and more distinctive ones that attempted to challenge romatic cinema. However, in the case of 1920s France, naturalism was not the most important means of attack. Influenced by the impressionist painting of Claude Monet and Camille Picasso and the writings of Charles Baudelaire, filmmaker such as Germaine Dulac, Abel Gance, Jean Epstein and Marcel L’Herbier tried to capture the complexity of people’s perception of the real world and the way in which mental images repeat and flash before our eyes (Cousins 2004: 90).

Berpuluh-puluh tahun setelahnya atau pada tepatnya pasca Perang Dunia ke-II (1950an). Dunia perfilman Perancis semakin berkembang dengan lahirnya film sebagai ilmu pengetahuan yang masuk ke berbagai universitas (kajian film), hal tersebut dapat terjadi karena keinginan besar masyarakat Perancis untuk memajukan sinema mereka. Oleh karena itu muncul lah sekolompokan orang yang sangat mencintai sinema, kehidupan mereka sehari-hari hanya untuk sinema, sehari-harinya mereka datang ke Art House atau Kineforum untuk menonton film dan mendiskusikannya, orang-orang ini diistilahkan dengan cinephille.
Dengan adanya cinephille di Perancis, selain munculnya Art House atau Kineforum muncul juga majalah-majalah atau jurnal-jurnal yang membahas tentang film, salah satunya adalah Cahiers du Cinema. Seorang tokoh pengamat film bernama Andre Bazin di salah satu edisi dari majalah Cahiers menulis sebuah artikel yang berjudul Politique des Auteurs” tentang definisi Auteur Theory, dia menuliskan bahwa seorang sutradara film dapat dikatakan auteur apabila sutradara tersebut mampu memperlihatkan konsistensi gaya (style) dan tematik didalam film-filmnya. Oleh karena itu teori auteur dapat dikatakan adalah sebuah teori perfilman yang memandang sutradara adalah faktor terbesar yang menentukan kualitas dari film tersebut.

Monday, June 9, 2014

About Naming



            Penamaan sesuatu pada dasarnya adalah dasar dari segala ilmu pengetahuan. Sesuatu yang kasat mata ataupun tidak pasti memiliki nama yang disebutkan melalui sebuah bahasa, tujuannya agar makhluk hidup khususnya manusia dapat membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya. Oleh karena itu dapat dilihat betapa pentingnya sebuah nama dan proses penamaan tersebut serta bagaimana secara logika manusia penamaan itu mutlak harus terjadi walaupun bisa jadi akan saling berbeda pendapat.

            Pendapat Hermogenes menyatakan bahwa nama dari proses penamaan akan saling berbeda antara daerah satu dengan yang lainnya. Hal tersebut timbul karena faktor proposisi dan persetujuan sekolompok manusia tertentu. Gambaran manusia tentang suatu hal akan selalu berbeda-beda, hal ini didasari perbedaan latar belakang sosial dan budaya setempat. Maka dari itu gambaran atas suatu bentuk oleh sekelompok manusia akan tercipta semacam persetujuan yang dari sana proses penamaan sesuatu hal akan muncul.

Wednesday, June 4, 2014

The Amazing of Rhythm



Judul               : The Amazing of Rhythm
Sutradara         : Rasyadan Muhammad
Produser          : Dinda Ainur Fajriati
Sinematografi   : Arga Prianggara
Penata Suara    : Emanuella Sunny
Editor               : Ali Musthafa Khairi
Genre               : Micro-Dokumenter
Format             : Digital (1.66:1, 1080p, 30fps)
Lokasi              : Bukit Waringin C 18/15 Bojonggede, Bogor

Ide       : Semua yang ada didalam alam semesta ini tidak dapat dilepaskan dari ritme, karena ritme adalah nafas kehidupan.
Tema : Tentang seorang komposer musik yang berpendapat bahwa ritme adalah unsur terpenting dari musik.

Sinopsis
Keberadaan musik hampir tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sejarah peradaban manusia, karena musik adalah bahasa kedua setelah bahasa lisan. Semua unsur bunyi dalam bahasa lisan ada di dalam musik yakni tinggi-rendah­ (tangga nada), ­panjang-pendek (ritme, irama dan tempo), keras-pelan (dinamik), dan sumber/warna bunyi. Dari keempat unsur tersebut seorang komposer musik yang telah memiliki banyak pengalaman di dalam berbagai bentuk komposisi dan permainan musik mengatakan bahwa unsur panjang-pendek atau yang dikatakan sebagai ritme adalah unsur terpenting dari sebuah musik, beliau adalah mas Sugeng. Menurut beliau unsur panjang-pendek atau ritme terkandung di unsur-unsur bunyi musik lainnya, oleh karena itu unsur bunyi musik tidak akan pernah terlepas dari apa yang dikatakan sebagai ritme.
***

Wednesday, May 21, 2014

Cerita di dalam Film Pendek


            Kunci dari sebuah skenario cerita film pendek yang baik adalah bagaimana menemukan cerita yang penuh emosional dan tentunya menarik. Keterbatasan sebuah medium film pendek menuntut seorang penulis skenario didalam film pendek untuk mengembangkan dirinya dan mencari ide cerita yang dapat memberikan penonton filmnya sebuah perjalanan kehidupan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

            Untuk menemukan sebuah ide cerita yang menarik dan penuh emosional kita harus membuka wawasan kita lebih jauh. Bagaimana apabila kita akan membuat cerita tentang sesuatu hal atau fenomena di sekitar kita. Penulis cerita juga harus melakukann apa yang disebut sebagai riset. Apabila kita mengangkat tentang cerita tentang isu perpolitikan, kejahatan, percintaan, lingkungan alam, dan lain sebagainya. Penulis skenario harus melihat dan terjun langsung ke dunia yang akan dia buat ceritanya, bagaimana seorang penjahat berpikir dan bagaimana para penegak kebenaran atau polisi mengungkap kebenaran.

            Mengangkat ide cerita yang berasal dari apa yang kita ketahui dan hal apa yang paling dekat dengan diri kita juga merupakan kunci membuat sebuah cerita yang menarik. Selain itu setelah kita menemukan ide yang kita katakana menarik melalui pertanyaan yang kita ajukan kepada diri kita sendiri seperti apakah cerita ini disukai penonton? Apa yang akan kita lakukan apabila menghadapi sebuah masalah atau koflik yang ada didalam cerita? Tanyakan ke diri anda apa yang terjadi apabila hal tersebut terjadi dengan diri kita.

Monday, May 12, 2014

Film Pendek



Sejarah
            Era film bisu pada awalnya berkembang dengan durasi pendek (2-3 menit), dimana film menggambarkan tentang kehidupan keseharian dan masih menggunakan kekuatan visual untuk bertutur. Namun seiring berjalannya waktu, karena sifat alamiah manusia yang selalu menuntut lebih dari yang sudah ada, muncul lah film-film berdurasi panjang. Para penulis cerita film pada waktu itu mengambil referensi dari novel dan cerita teater. Salah satunya pada film George Melies “A Trip to the Moon”, film tersebut adalah rekaman gambar atas kejadian dan peristiwa yang terjadi di atas panggung teater.
            Pada era keemasan Hollywood, dampak dari film-film seperti The Birht of Nation oleh D.W. Griffth telah memberikan dampak yang sangat besar bagi sejarah perfilman dunia. Oleh karena itu Hollywood yang sekarang kita kenal sebagai industri film terbesar dan tersukses di dunia, telah membuat berbagai macam sistem dalam mengelola produksi, distribusi dan eksebisi film-film mereka. Tahun 1917-1948 lahirlah sistem studio Hollywood. Sistem studio telah membuat sebuah sistem untuk meningkatkan produktivitas film-film mereka, kita kenal sebagai One Years Plan. Disamping memproduksi film-film panjang atau feature, sistem studio Hollywood juga melihat peluang besar yang dihasilkan dari film pendek. Menurut mereka membuat film pendek sangatlah murah, karena tidak memerlukan lokasi yang begitu besar dan mahal, tidak memerlukan peralatan yang banyak, dan hanya memerlukan kru yang sedikit.
            Namun pada tahun 1927 dan setelahnya, bersamaan dengan munculnya teknologi film bersuara dan juga sudah berwarna. Sistem studio berhenti memproduksi film pendek, dan lebih berkonsentrasi pada film-film panjang. Memasuki tahun 1950 dimana televisi muncul, akibatnya produksi film-film pendek dan pemutarannya di bioskop telah menurun atau bahkan menghilang. Beberapa film pendek telah masuk kedalam industri pertelevisian yang diatur dengan sistem rating dan share sesuai selera masyarakat pada masa itu. Film pendek pada saat itu untuk beberapa saat telah menghilang.
© アダン
Maira Gall