Monday, June 9, 2014

About Naming



            Penamaan sesuatu pada dasarnya adalah dasar dari segala ilmu pengetahuan. Sesuatu yang kasat mata ataupun tidak pasti memiliki nama yang disebutkan melalui sebuah bahasa, tujuannya agar makhluk hidup khususnya manusia dapat membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya. Oleh karena itu dapat dilihat betapa pentingnya sebuah nama dan proses penamaan tersebut serta bagaimana secara logika manusia penamaan itu mutlak harus terjadi walaupun bisa jadi akan saling berbeda pendapat.

            Pendapat Hermogenes menyatakan bahwa nama dari proses penamaan akan saling berbeda antara daerah satu dengan yang lainnya. Hal tersebut timbul karena faktor proposisi dan persetujuan sekolompok manusia tertentu. Gambaran manusia tentang suatu hal akan selalu berbeda-beda, hal ini didasari perbedaan latar belakang sosial dan budaya setempat. Maka dari itu gambaran atas suatu bentuk oleh sekelompok manusia akan tercipta semacam persetujuan yang dari sana proses penamaan sesuatu hal akan muncul.

            Suatu daerah tertentu memiliki nama atas sesuatu hal, sementara didaerah lainnya akan memiliki penyebutan nama yang berbeda atas hal yang sama. Sebuah nama menjadi bersifat individual, dimana ekstrimnya masing-masing manusia dimuka bumi ini akan memiliki gambaran dan persetujuan atas dirinya sendiri untuk menamakan suatu hal atau bentuk. Apa yang menurut saya lihat begini dan apa yang menurut anda lihat begitu. Dari sini dapat terlihat masalah keaneka ragaman dari sebuah penamaan dan bagaimana nama menjadi seperti bukan sebuah hal yang pasti, padahal nama dari proses penamaan adalah kunci dari adanya ilmu pengetahuan.

            Cratylus berpendapat bahwa nama adalah sesuatu yang alami dan merupakan bukan sesuatu yang dibuat karena kebiasaan atas kultur budaya suatu tempat. Nama sudah ada didalam sesuatu hal atau benda tersebut, oleh karena itu nilai kebenaran dari sebuah nama tidak bisa diragukan lagi. Tetapi apabila dibandingkan dengan pendapat Hermogenes yang menyatakan bahwa nama dari sebuah proses penamaan itu akan bersifat relatif dan individual, pada kenyataannya memang terlihat dimana diseluruh penjuru dunia yang terbagi atas benua-benua, negara-negara dan suku-suku memiliki bahasa yang berbeda-beda. Dimana dari hal itu sudah pasti dari misalnya penamaan sebuah istilah atau ungkapan akan berbeda-beda.

            Mungkin pendapat Cratylus yang menyatakan bahwa penamaan adalah suatu hal yang alami dan sudah diatur oleh alam, sebagaimana di kitab suci umat Islam yakni Al-Qur’an mengatakan ketika nabi Adam AS oleh Allah SWT diajarkan tentang nama-nama segala ciptaan-Nya dimuka bumi adalah benar apa adanya. Hanya saja nama dari proses penamaan tersebut bersifat esensial, dimana sudah mencakup bentuk, fungsi kegunaan, dan bagaimana proses benda atau hal tersebut terlahir. Sementara penyebutannya seiring berjalannya waktu dalam sejarah mengalami perubahan-perubahan.

            Kasus diatas adalah nama-nama dari segala sesuatu yang sudah ada dimuka bumi atas ciptaan-Nya. Sementara ciptaan-ciptaan baru yang coba dibuat oleh manusia dengan keterbatasannnya memiliki logika penamaan  yang berbeda lagi. Manusia berkreatifitas dengan memanfaatkan apa yang sudah ada dimuka bumi untuk kepentingan dan kemudahan hidup dimuka bumi. Banyak kasus dari ciptaan manusia yang bisa disebut sebagai teknologi memiliki proses penamaan yang berbeda-beda. Ada yang merupakan pencampuran dari nama bahan-bahan dasar ciptaan tersebut yang memanipulasi huruf-huruf atau ejaan yang sudah ada atau ada yang sama sekali membuat sebuah nama dari bahasa yang belum ada dimuka bumi.

            Nama selain sebagai dasar dari ilmu pengetahuan adalah juga sebagai sumber informasi yang disampaikan oleh satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya. Dimana informasi tersebut bisa benar atau bisa juga salah, kembali lagi dengan esensi dari sesuatu hal yang pada dasarnya telah memiliki nilai kebenaran yang mutlak.

            Nama juga merupakan bagian dari pembicaraan yang hubungannya dengan aksi atau sebuah tindakan tertentu, dimana nama menjadi berfungsi sebagai salah satu instrumen peralatan untuk bertingkah laku atau mengambil sebuah keputusan untuk bertindak. Oleh karena itu kembali lagi dari bagaimana proses penamaan itu terjadi, masing-masing nama atas sebuah tindakan akan pada dasarnya selalu sama karena kesamaan bentuk aksi tersebut dan apa fungsi atau akibatnya.


            Filsafat tentang penamaan didalam konteks film yang notabennya adalah sebuah bentuk bahasa visual adalah bagaimana sebuah pesan disampaikan melalui sesuatu bentuk atau hal yang sudah ada dimuka bumi ini melalui sebuah bahasa atau mungkin - penamaan - visual dengn kretifitas sang pembuat film.

No comments

Post a Comment

© アダン
Maira Gall