Monday, January 23, 2017

RANGKUMAN ARTIKEL “WHAT IS DIRECTOR OF PHOTOGRAPHY?”


               Sejak pertama kali kelahirannya, film telah memiliki cameraman yaitu seseorang yang bertanggung jawab dengan alat kamera itu sendiri. Kemudian film atau cinema terus berkembang mengikuti zaman, di mana segala hal teknis pendukung dalam pembuatan film juga ikut berkembang. Cameraman berubah menjadi cinematographer, seorang sinematografer saat ini tidak hanya memiliki kemampuan yang baik dalam hal komposisi, cahaya dan hal fotografik lainnya. Seorang sinematografer juga harus memiliki kemampuan untuk memimpin semua kru di dalam departemennya.
            Sinematografi berdiri di bawah ilmu fotografi, karena memang dasar dari ilmu teknik sinematografi terdapat di fotografi. Perbedaannya hanya dalam satu hal yaitu “gambar bergerak”, di mana fotografi menyampaikan sebuah pesan atau cerita hanya melalui satu buah frame sementara sinematografi melalui 24 gambar setiap detik (istilahnya dikenal sebagai frame per-second). Banyak hal di dalam sinematografi yang mendukung story telling film yang akan dibuat, seperti pergerakan kamera, pencahayaan, depth of field dan lain sebagainya.
            Permasalahan besar industri film seperti Hollywood adalah bagaimana mereka membuat sesuatu yang baru di setiap filmnya, baik dari segi naratif maupun teknik.
Penonton film pasti secara sadar ataupun tidak, akan menuntut hal-hal baru yang sedang ‘eksis’ pada zamannya. Oleh karena itu, film sebagai industri (bukan sebagai seni kreatif yang lebih minoritas) pasti akan selalu menyesuaikan eranya. Hollywood salah satu industri film terbesar di dunia melalui sistem studionya terus mengembangkan struktur dan hal-hal teknik lainnya, mengganti skema yang sudah ada atau variasi dari skema yang sudah ada di dalam sebuah film, aktor atau aktris baru, dialog-dialog yang lebih menyesuaikan zamannya, memasukkan kemungkinan-kemungkinan konten lokal dan secara serius mencari teknis baru di dalam bidang sinematografi.
            Seluruh sinematografer dan industri-industri yang fokus di dalam bidang ini terus mengembangkan baik secara kuantitas maupun kualitas dunia sinematografi itu sendiri. Seperti menciptakan teknologi-teknologi terbaru di dalam kamera, lighting dan lain sebagainya. Seperti yang kita ketahui perkembangan kamera film ini sendiri, bagaimana transisi dari era seluloid menuju era digital. Era kamera digital saat ini pun selalu mengembangkan kualitasnya mengejar hasil dari kamera film, baik dari segi resolusi, color tone, karakteristik gambar itu sendiri dan lain-lain. Berbagai brand besar yang menaungi produk-produk baru kamera itu sendiri terus bersaing untuk menciptakan teknologi dalam bidang sinematografi.
            Seorang penulis memikirkan sebuah scene dan sebuah setting di dalam film yang akan dibuat, lalu produser, sutradara dan director of photography menerjemahkan hal-hal tersebut ke dalam film. Seorang director of photography selalu mencoba untuk membuat style yang berbeda di setiap filmnya, baik dari segi look (segala yang terlihat langsung di dalam frame) dan mood (segala yang akan dirasakan atau dimengerti penonton terhadap film tersebut). Bersama sutradara, director of photography bekerja sebagai tim menciptakan visual yang selalu berbeda di setiap scene-nya untuk menghasilkan efek fotografik tertentu. Salah satu unsur yang dihadapi oleh seorang director of photography ketika membuat visual di dalam film adalah pencahayaan.
            Cahaya adalah aspek terpenting di dalam visual, ditarik dari akar ilmu fotografi dan sinematografi yaitu senirupa dalam bentuk lukisan. Beberapa tokoh pelukis terkenal yang karya-karyanya menjadi acuan para sinematografer, seperti Rembrandt dengan teknik Chiaroscuro-nya. Bagaimana teknik tersebut menitikberatkan unsur pencahayaan dalam membentuk visual yang memiliki aspek kedalaman ruang, sebagaimana kita tahu bahwa medium lukis, foto dan film ini terbatas dengan frame yang hanya memiliki ruang dua dimensi. Oleh karena itu, teknik pencahayaan menjadi salah satu unsur terpenting dalam membentuk naratif sebuah film. Perkembangannya peralatan-peralatan pendukung untuk pencahayaan dan kamera itu sendiri terus diperbarui, di mana cahaya yang akan dibuat menyerupai realitas yang ada di sekitar kita tidak hanya sebatas menerangi subjek tokoh di dalam film.
            Permasalahan selanjutnya adalah bagaimana seorang director of photography (tentunya melalui bawahannya yaitu gaffer beserta lightingman) membuat pencahayaan yang natural baik eksterior scene ataupun khususnya interior scene. Membuat pencahayaan scene interior dengan pemain di dalamnya sesuai dengan kenyataan sehari-hari membutuhkan perhitungan yang cukup sulit dan teliti. Bagaimana menyeimbangkan eksposure cahaya di dalam ruangan dengan di luar ruangan (hal ini dikenal sebagai dynamic range, ketika seberapa mampu kamera menangkap daerah yang paling gelap atau shadow sampai dengan yang paling terang atau highlight).
            Selain cahaya, unsur lain yang berperan besar dalam sebuah film dari segi sinematografi adalah teknik pergerakan kamera. Di dalam departemen sinematografi orang yang bertanggung jawab mengenai teknis peralatan apa saja yang digunakan untuk pergerakan kamera saat ini dikenal sebagai key grip. Berbagai macam peralatan yang digunakan untuk pergerakan kamera seperti dolly track, crane, velocilators dan berbagai special grips untuk mendudukkan kamera seperti di atas mobil, motor, underwater dan lain sebagainya.
            Pergerakan kamera dan pencahayaan sangatlah terkait satu sama lain, ditambah dengan pem/ain yang juga bergerak di dalamnya membuat tingkat kesulitan yang akan dihadapi oleh seorang director of photography. Permasalahan utamanya adalah shadow atau bayangan yang timbul dari cahaya yang sudah dibuat, bagaimana bayangan tidak menggagu pergerakan kamera dan pemain. Cahaya memang tidak akan lepas dengan apa yang disebut dengan bayangan, cahaya dan bayangan adalah salah satu tools penting yang dimainkan oleh seorang director of photography untuk membuat visual di dalam film.
            Hal penting lainnya yang harus dikuasai oleh seorang director of photography adalah warna. Seorang DP harus menyesuaikan teknis kamera dan metode pencahayaan yang dia pilih dengan standar industri saat ini, begitupun soal warna. Bagaimana hasil dari gambar yang telah dibuat diproses di laboratorium (era seluloid) atau di software untuk color grading yang akan digunakan.
            Perkembangan motion picture atau gambar bergerak yang terdapat di dalam film terus mengalami kemajuan yang pesat. Seorang DP harus tanggap dengan perkembangan teknologi khususnya kamera dan lighting saat ini. Selain itu seorang DP juga harus mengenal dengan baik peralatan yang akan dia gunakan dalam sebuah film, dengan cara salah satunya yaitu melakukan tes langsung. Untuk itu para DP atau sinematografer di seluruh dunia membuat sebuah perkumpulan yang ditujukan untuk mengembangkan teknik dan proses tahapan pembuatan peralatan, perekaman sampai denagan hasil akhir di dalam sinematografi. Perkumpulan ini dikenal sebagai The American Society of Cinematographers.

1 comment

© アダン
Maira Gall