Judul : The Amazing of Rhythm
Sutradara : Rasyadan Muhammad
Produser : Dinda Ainur Fajriati
Sinematografi : Arga Prianggara
Penata Suara : Emanuella Sunny
Editor : Ali Musthafa Khairi
Genre : Micro-Dokumenter
Format : Digital (1.66:1, 1080p, 30fps)
Lokasi : Bukit Waringin C 18/15
Bojonggede, Bogor
Ide : Semua yang ada didalam alam semesta ini tidak dapat
dilepaskan dari ritme, karena ritme adalah nafas kehidupan.
Tema : Tentang seorang komposer musik yang berpendapat
bahwa ritme adalah unsur terpenting dari musik.
Sinopsis
Keberadaan musik hampir
tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sejarah peradaban manusia, karena musik
adalah bahasa kedua setelah bahasa lisan. Semua unsur bunyi dalam bahasa lisan
ada di dalam musik yakni tinggi-rendah
(tangga nada), panjang-pendek
(ritme, irama dan tempo), keras-pelan
(dinamik), dan sumber/warna bunyi.
Dari keempat unsur tersebut seorang komposer musik yang telah memiliki banyak
pengalaman di dalam berbagai bentuk komposisi dan permainan musik mengatakan
bahwa unsur panjang-pendek atau yang
dikatakan sebagai ritme adalah unsur
terpenting dari sebuah musik, beliau adalah mas Sugeng. Menurut beliau unsur panjang-pendek atau ritme terkandung di unsur-unsur bunyi musik lainnya, oleh karena
itu unsur bunyi musik tidak akan pernah terlepas dari apa yang dikatakan
sebagai ritme.
***
Mas
Sugeng saat ini tinggal di perumahan Bukit Waringin blok C 18/15 Bojonggede,
Bogor bersama sang istri (Ita Burhan) dan satu anaknya (Rasyadan Muhammad). Mas
Sugeng atau yang bernama lengkap Sugeng Pratikno adalah seorang lulusan jurusan
Musik bidang studi komposisi di LPKJ (IKJ) dibawah bimbingan Slamet Abdul
Sjukur (1978-1983). Saat kuliah maupun setelah lulus, mas Sugeng telah banyak
mengerjakan berbagai karya musik untuk tari, teater, film dan puncaknya saat
pementasan musik bambu Swaraning Pring tahun 2004 yang merupakan aplikasi dari
teori sudut pandang dan teknik bermain yang telah beliau tekuni sejak
lama.
***
Ritme
dimulai dengan menggunakan waktu hitungan ketukan dalam hal ini adalah tempo yakni cepat atau lambatnya hitungan/ketukan.
Ritme pada dasarnya hanya terdiri dari 2 macam hitungan yaitu hitungan 2 (genap)
atau pendek dan hitungan 2 (ganjil) atau panjang. Misalnya hitungan 8 merupakan kelipatan dari hitungan 2 (2
2 2 2) atau penggabungan hitungan 2 dan 3 (3 3 2). Hitungan 4 (2 2), 5 (3 2), 6
(3 3 - 2 2 2), 7 (3 2 2), 9 (3 3 3 - 3 2 2 2) dan lain sebagainya. Hitungan
semacam ini adalah hitungan yang dipakai dalam tala musik India dan sudah banyak komposer musik Barat menggunakan
ini. Macapat Jawa juga menggunakan hitungan-hitungan tertentu dari
masing-masing tembang, dimana dalam satu tembang terdiri dari sekian baris dan
dalam tiap baris terdiri dari sekian suku kata, melalui bentuk yang sudah baku
tersebut setiap orang bisa mengisi kata-kata yang sesuai dengan jumlah baris
dan suku katanya.
***
Ritme
2 dapat dihasilkan dengan cara mengucapkan hitungan sa(tu) - d(ua) atau Tu-Wa
Tu-Wa Tu-Wa terus menerus, dan akan kita rasakan bahwa hitungan Tu mendapatkan aksen yang lebih berat
daripada wa. Aksen tersebut akan
makin jelas terasa apabila kita tambahkan hitungan Tu dengan mengetuk meja atau benda lainnya dan menghitung didalam
hati, maka kita telah membunyikan ritme
2 (genap). Sedangkan ritme 3 (ganjil) dilakukan dengan hal
yang sama tapi dengan hitungan Tu-wa-ga. Hanya pada hitungan Tu (saTu) kita berikan aksen ketukan,
maka terasa bahwa hitungan wa (dalam
ritme 2) dan wa-ga (dalam ritme 3)
berfungsi sebagai ISIAN dan hitungan
Tu (saTu) sebagai DASAR.
Oleh
karena itu didalam teknik bermain musik
oleh mas Sugeng dibagi menjadi ritme dasar
dan ritme isian. Berdasarkan cara
hitungan ritme tersebut apabila diaplikasikan muncul teknik permainan dua-tangan, yaitu menggunakan kedua
tangan kita untuk memainkan ritme. Tangan
kiri sebagai dasar dan tangan kanan sebagai isian.
Teknik
dasar-isian yang dimainkan dengan
teknik dua-tangan bebas
diaplikasikan pada sumber bunyi (alat musik) apapun, menggunakan kedua teknik
tersebut apabila diaplikasikan pada sumber bunyi dengan nada-nada tinggi atau
rendah yang disusun sedemikan rupa akan terbentuklah melodi. Dimana dalam musik
dikenal selama ini bahwa melodi sengaja disusun menggunakan nada-nada dalam
sebuah tangga nada tertentu dan terbentuklah sebuah melodi, dari sana dapat
terlihat dengan sendirinya kalau ada unsur ritme didalamnya. Hal menarik
lainnya kalau sebuah susunan ritme yang dimainkan lebih dari satu orang, maka
munculah sebuah permainan ritme saling
isi (interlocking) dimana ritme
dipecah dimainkan beberapa orang sebagai dasar
dan sebagian lainnya isian.
***
Tuhan
Maha Besar, Tuhan Maha Pencipta alam semesta yang berjalan dalam ruang dan waktu. Peredaran planet-planet, bumi, bulan, matahari,
bintang-bintang dalam sebuah Irama Yang Agung. Siang berganti malam, terang
berganti gelap, susah senang silih berganti, siklus kehidupan, detak jantung,
aliran darah, peredaran nafas, semua adalah irama kehidupan dalam harmoni Ritme yang Mengagumkan (The Amazing of Rhythm). Semua yang ada
didalam alam semesta ini tidak bisa melepaskan diri dari ritme. Ritme adalan
nafas kehidupan.
***
Treatment menyusul…
No comments
Post a Comment