Penamaan
sesuatu pada dasarnya adalah dasar dari segala ilmu pengetahuan. Sesuatu yang
kasat mata ataupun tidak pasti memiliki nama yang disebutkan melalui sebuah
bahasa, tujuannya agar makhluk hidup khususnya manusia dapat membedakan sesuatu
dengan sesuatu yang lainnya. Oleh karena itu dapat dilihat betapa pentingnya
sebuah nama dan proses penamaan tersebut serta bagaimana secara logika manusia
penamaan itu mutlak harus terjadi walaupun bisa jadi akan saling berbeda
pendapat.
Pendapat
Hermogenes menyatakan bahwa nama dari proses penamaan akan saling berbeda
antara daerah satu dengan yang lainnya. Hal tersebut timbul karena faktor
proposisi dan persetujuan sekolompok manusia tertentu. Gambaran manusia tentang
suatu hal akan selalu berbeda-beda, hal ini didasari perbedaan latar belakang
sosial dan budaya setempat. Maka dari itu gambaran atas suatu bentuk oleh
sekelompok manusia akan tercipta semacam persetujuan yang dari sana proses
penamaan sesuatu hal akan muncul.
Suatu
daerah tertentu memiliki nama atas sesuatu hal, sementara didaerah lainnya akan
memiliki penyebutan nama yang berbeda atas hal yang sama. Sebuah nama menjadi
bersifat individual, dimana ekstrimnya masing-masing manusia dimuka bumi ini
akan memiliki gambaran dan persetujuan atas dirinya sendiri untuk menamakan
suatu hal atau bentuk. Apa yang menurut saya lihat begini dan apa yang menurut
anda lihat begitu. Dari sini dapat terlihat masalah keaneka ragaman dari sebuah
penamaan dan bagaimana nama menjadi seperti bukan sebuah hal yang pasti,
padahal nama dari proses penamaan adalah kunci dari adanya ilmu pengetahuan.
Cratylus
berpendapat bahwa nama adalah sesuatu yang alami dan merupakan bukan sesuatu
yang dibuat karena kebiasaan atas kultur budaya suatu tempat. Nama sudah ada
didalam sesuatu hal atau benda tersebut, oleh karena itu nilai kebenaran dari
sebuah nama tidak bisa diragukan lagi. Tetapi apabila dibandingkan dengan
pendapat Hermogenes yang menyatakan bahwa nama dari sebuah proses penamaan itu
akan bersifat relatif dan individual, pada kenyataannya memang terlihat dimana
diseluruh penjuru dunia yang terbagi atas benua-benua, negara-negara dan
suku-suku memiliki bahasa yang berbeda-beda. Dimana dari hal itu sudah pasti
dari misalnya penamaan sebuah istilah atau ungkapan akan berbeda-beda.
Mungkin
pendapat Cratylus yang menyatakan bahwa penamaan adalah suatu hal yang alami
dan sudah diatur oleh alam, sebagaimana di kitab suci umat Islam yakni
Al-Qur’an mengatakan ketika nabi Adam AS oleh Allah SWT diajarkan tentang
nama-nama segala ciptaan-Nya dimuka bumi adalah benar apa adanya. Hanya saja
nama dari proses penamaan tersebut bersifat esensial, dimana sudah mencakup
bentuk, fungsi kegunaan, dan bagaimana proses benda atau hal tersebut terlahir.
Sementara penyebutannya seiring berjalannya waktu dalam sejarah mengalami
perubahan-perubahan.
Kasus
diatas adalah nama-nama dari segala sesuatu yang sudah ada dimuka bumi atas
ciptaan-Nya. Sementara ciptaan-ciptaan baru yang coba dibuat oleh manusia
dengan keterbatasannnya memiliki logika penamaan yang berbeda lagi. Manusia berkreatifitas
dengan memanfaatkan apa yang sudah ada dimuka bumi untuk kepentingan dan
kemudahan hidup dimuka bumi. Banyak kasus dari ciptaan manusia yang bisa
disebut sebagai teknologi memiliki proses penamaan yang berbeda-beda. Ada yang
merupakan pencampuran dari nama bahan-bahan dasar ciptaan tersebut yang
memanipulasi huruf-huruf atau ejaan yang sudah ada atau ada yang sama sekali
membuat sebuah nama dari bahasa yang belum ada dimuka bumi.
Nama
selain sebagai dasar dari ilmu pengetahuan adalah juga sebagai sumber informasi
yang disampaikan oleh satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya. Dimana
informasi tersebut bisa benar atau bisa juga salah, kembali lagi dengan esensi
dari sesuatu hal yang pada dasarnya telah memiliki nilai kebenaran yang mutlak.
Nama
juga merupakan bagian dari pembicaraan yang hubungannya dengan aksi atau sebuah
tindakan tertentu, dimana nama menjadi berfungsi sebagai salah satu instrumen
peralatan untuk bertingkah laku atau mengambil sebuah keputusan untuk
bertindak. Oleh karena itu kembali lagi dari bagaimana proses penamaan itu
terjadi, masing-masing nama atas sebuah tindakan akan pada dasarnya selalu sama
karena kesamaan bentuk aksi tersebut dan apa fungsi atau akibatnya.
Filsafat
tentang penamaan didalam konteks film yang notabennya adalah sebuah bentuk
bahasa visual adalah bagaimana sebuah pesan disampaikan melalui sesuatu bentuk
atau hal yang sudah ada dimuka bumi ini melalui sebuah bahasa atau mungkin -
penamaan - visual dengn kretifitas sang pembuat film.
No comments
Post a Comment