Film ini bercerita tentang seorang
pegawai sebuah toko yang memiliki sifat bahwa segala sesuatu itu harus pada
tempatnya, lurus, dan terlihat rapi. Mulai dari segala aktivitas yang dia
lakukan dirumahnya sebelum berangkat kerja, seperti meletakkan piring, sendok
dan garpu di meja harus lurus, rapi dan dengan jarak yang pas, bahkan saat
makan dan minum semuanya harus terlihat lurus dan rapi. Sampai saat di toko pun
mulai ketika meletakkan barang-barang di etalase harus tersusun dengan rapi dan
pada tempatnya, ketika mengembalikan uang kembalian ke pembeli pun harus rapi
dan harus sesuai dengan masing-masing jenis uangnya. Hal ini dilihat oleh
orang-orang disekitarnya sebagai sesuatu yang aneh, sampai pada akhirnya hanya
karena dia melihat ada seorang wanita yang mengenakan kaus kaki tidak rapi dan
dia rapikan tanpa bicara apa-apa mengakibatkan dia dipecat dari toko tempat dia
bekerja. Dia sadar bahwa kalau dirinya itu sedikit eksentrik, tapi dia yakin
dengan segala sesuatu yang berada disekelilingnya pada tempatnya, dirinya pun
pasti akan berada pada tempatnya juga entah dimana di dunia ini.
Hal menarik dari film ini adalah
konsep ide dari sang sutradara Kosai Sekine asal Jepang, sangat sederhana tapi
dapat menyuguhkan suatu karya yang cukup berisi dan menghibur. Sifat dari sang
tokoh yang diawal kita kira adalah sumber masalah tapi ternyata sifat itu juga
yang menyelamatkan dia pada akhirnya. Kepadatan dari tiap shot juga sangat baik, tidak ada waktu dari tiap shot yang terasa buang-buang waktu.
Sudut pengambilan gambarnya pun cukup variatif, membuat bahasa visual di dalam
film ini terus bicara sampai akhir.
Sebagai sebuah karya film pendek
yang sudah banyak memiliki penghargaan, maka sudah tidak diragukan lagi dari
sisi kualitas maupun kuantitas dari film ini sudah sangat baik. Dari film ini
juga dapat kita ambil pelajarannya, bahwa kita harus yakin dengan
prinsip-prinsip kehidupan yang kita percayai dan kita lakukan. Percaya bahwa
walaupun apa yang kita lakukan mungkin sedikit terlihat aneh atau bahkan sampai
dikucilkan, tapi kalau menurut kita baik dan benar pasti akan ada tempat yang
bisa menerima kita dengan kondisi seperti itu, entah dimanapun di dunia ini,
kita hanya harus percaya.
No comments
Post a Comment