Tuesday, April 16, 2013

BANGUNAN ILMU



Oleh Dr. Bambang Sunarto, S.Sen., M.Sn dirangkum kembali oleh Rasyadan Muhammad (12112117)
Pengetahuan dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu (1) pengetahuan yang didapat manusia sendiri melalui persentuhan objek-objek yang terindra, proses berfikir dan berimajinasi dalam bentuk kebudayaan, dan (2) pengetahuan yang berasal dari Tuhan (wahyu) dalam bentuk agama.
Pengetahuan yang berasal dari manusia juga dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu (1) pengetahuan indera yang diperoleh melalui proses penginderaan seperti melihat, mendengar, merasa, meraba dan mencium suatu objek, dan dari pengalaman indera tersebut masuk ke proses pemikiran dan langsung menjadi pengetahuan, (2) pengetahuan ilmu (pengetahuan ilmiah) dengan konstruksi sistematis yang diperoleh melalui berfikir sistematis, didukunng dengan metode rasional yang bisa dipertanggungjawabkan, dan (3) pengetahuan filsafat yang tersusun dan terumuskan sebagai hasil proses berfikir yang spekulatif dan radikal.
Pengetahuan yang didapat pada kehidupan sehari-hari melalui proses penginderaan hanya dapat disebut sebagai pengetahuan saja, dalam bahasa Inggris disebut knowledge. Sementara pengetahuan yang diperoleh dari proses berfikir sistematis yang didukung dengan penelitian pada umumnya disebut ilmu, dalam bahasa Inggris disebut science.
Pada dasarnya semua bentuk pengetahuan memiliki kontruksi, pengetahuan indera, pengetahuan ataupun pengetahuan filsafat memiliki konstruksi masing-masing. Telah diketahui bahwa ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dari proses berfikir sistematis yang didukung penelitian dengan metode rasional yang bisa dipertanggungjawabkan, pernyataan itu menunjukkan bahwa ilmu merupakan suatu sistem pengetahuan yang berfungsi sebagai dasar teoritis suatu tindakan praktis dan penjelasan sistemik hubungan antar peristiwa yang terjadi.
Jadi, hakikatnya ilmu adalah kumpulan pengetahuan sistematik yang terdiri dari unsur-unsur pembentuk pernyataan ilmu yang saling terkait, unsur-unsur tersebut merupakan konstruksi terstruktur ilmu. Konstruksi ilmu itu kurang lebih tersusun atas lima kelompok unsur, yaitu (1) objek ilmu, (2) bentuk-bentuk pernyataan ilmu, (3) ragam proposisi ilmu, (4) ciri-ciri pokok ilmu, dan (5) pembagian sistematis ilmu.
A.    Objek Ilmu
Setiap ilmu selalui mempunyai objek atau sasaran, objek atau sasaran setiap ilmu dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu objek material dan objek formal.
1.      Objek Material
Objek material adalah suatu sasaran kajian atau telaah ilmu yang berupa fenomena yang dijadikan bahan atau materi untuk menghasilkan pengetahuan ilmu. Jumlah fenomena dunia yang dikaji dan ditelaah oleh berbagai bidang ilmu adalah tak terhingga, namun fenomena-fenomena yang tak terhingga itu dapat dikelompokkan menjadi enam jenis, yaitu (1) ide-ide abstrak, (2) benda-benda fisik, (3) jasad hidup, (4) gejala-gejala rohani, (5) peristiwa-peristiwa sosial, dan (6) proses tanda.
2.      Objek Formal
Objek formal adalah pusat perhatian (focus of interest, point of view), setral masalah yang menjadi sasaran telaah yang dilakukan ilmuwan terhadap fenomena dunia yang menjadi objek material. Pada hakikatnya objek formal adalah paradigma suatu ilmu, didalamnya terkandung unsur-unsur yang menjadi cakupannya, yaitu (1) asumsi dasar, (2) nilai-nilai, (3) model, (4) masalah-masalah yang ingin diselesaikan atau dijawab, (5) konsep-konsep, (6) metode penelitian, (7) metode analisis, (8) hasil analisis, dan (9) etnografi atau representasi.
B.     Bentuk Pernyataan Ilmu
Pernyataan ilmiah itu merupakan kumpulan-kumpulan pernyataan yang memuat pengetahuan ilmiah dari suatu objek material tertentu dan dalam perspektif tertentu. Bentuk pernyataan ilmiah secara umum dapat dibedakan menjadi bentuk pernyataan deskriptif, preskriptif, eksposisi pola dan rekonstruksi historis.
1.      Pernyataan Deskriptif
© アダン
Maira Gall