Tuesday, December 18, 2012

Perkembangan Gamelan Bali - oleh I Wayan Madra Aryasa (Pentas Seni 1974)


Sifat gamelan Bali yang sosial dan religius wajarlah jika perkembangannya berhubungan dengan kegiatan umat beragama (Hindu) dalam pelaksanaan upacara-upacara suci ataupun aktivitas adatnya.

Hubungan dengan kehidupan adat Bali
Tiap desa di Bali terdiri dari banjar-banjar. Tiap desa memiliki alat-alat gamelan, malah hampir setiap banjar ada alat gamelannya.
Dalam hubungan ini desa adat di Bali memegang urusan-urusan penting terhadap kehidupan adat itu sendiri. Anggota banjar bertanggung jawab melaksanakan awig-awig banjarnya. Banjar-banjar bertanggung jawab pada desa adatnya sehingga di sini terkenal system hidup ”suka-duka” dan ”karma/sima” yang selalu menjiwai arti hubungan-hubungan itu. ”Suka” yang berarti menerima keselamatan dan ”Duka” berarti menerima halangan/kemalangan. ”Krama/sima” adalah kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di suatu banjar atau desa adat di Bali. Dalam hubungan pelaksanaan acara-acara suka duka inilah fungsi gamelan itu menjadi penting, artinya semakin besar upacara yang dilakukan semakin banyak jenis barungan gamelan yang disajikan untuk memeriahkan suasana jalannya upacara.
Misalnya upacara pengabenan (bakar mayat) tahun 1900-1950 di Bali masih sangat terasa adanya acara-acara yang dilaksanakan secara besar-besaran sehingga tidak sedikit biaya yang diperlukan. Gamelan-gamelan selama persiapan acara itu (biasanya sampai berhari-hari) ditabuh. Barungan gamelan yang ditabuh antara lainnya; gambang, angklung, gender wayang dan yang terakhir gong kebyar yang mendominasi acara tersebut.
Sejak ada acara pengabenan masal tahun 1967 sampai dengan 1970, jarang adanya acara pembakaran mayat besar-besaran lagi, menyebabkan pula semakin menipisnya fungsi gamelan yang bersifat sacral itu. Tetapi secara keseluruhan gamelan Bali tidak pernah mengalami kematian dalam arti yang sesungguhnya.

Hubungan dengan pelaksanaan Agama (Hindu)
Desa Adat di Bali memegang urusan penting mengenai Adat itu sendiri. Masing-masing desa Adat bertanggung jawab kepada tiga tempat suci persembahyangan bagi anggota  desanya, yaitu Pura Puseh, Pura Baleagung dan Pura Dalem, yang ketiganya disebut ”Kahyangan Tiga”. Tiap enam bulan atau satu tahun sekali di masing-masing Pura itu diadakan persembahyangan bagi anggoya desanya. Ini berarti dalam satu tahun terdapat banyak kegiatan sehubungan dengan Pura dan tempat suci. Disinilah fungsi gamelan penting karena sifat ke-sakral-annya.

Hubungan dengan arus tourisme
Bali adalah salah satu daerah pariwisata di Indonesia tentu akan mendapat pengaruh suasana dunia kepariwisataan itu sendiri, selama arus turis keluar masuk Bali. Pengaruh ini tentu ada yang positif da nada yang negative terhadap kehidupan kesenian pada umumnya terutama seni musik dan tari. Hali ini dilihat dari sudut kecil dunia pariwisata yang tentu mendahulukan faktor-faktir servis, praktis dan ekonomis. Dan ketiga faktor itu akan selalu berkait jalannya sehari-hari. Bila para turis menonton tari-tarian, maka gamelan-gamelan sebagai iringan tarian akan sangat baik perkembangannya.

Hubungan dengan seni lainnya
Hubungan yang paling dekat antara gamelan di Bali dengan kesenian lainnya ialah dengan seni tari dan seni suara. Tari Arja dan Janger membuktikan sekali dalam hal ini, pada suatu pementasan jenis tarian ini sekaligus berpadu dengan musik, tari dan vokal dan saling menambah keindahan satu sama lainnya.

Hubungan dengan generasi yang ada
Maksud istilah generasi yang ada lebih ditekankan pada kader-kader muda sebagai calon-calon pelanjut warisan generasi yang terdahulu. Pengaruh lingkungan antara pemuda di desa dengandi kota tentu berbeda, di desa masih sangat kuat perasaan untuk meneruskan seni musik ini sesuai dengan tradisinya, karena satu-satunnya hiburan di desa adalah memainkan gamelan dengan gratis pula. Di kota walaupun belum terlihat betul kemunduran minat para kader muda terhadap gamelan, mungkin itu merupakan sebuah tantangan dengan hiburan kota (bioskop, lagu-lagu pop, televisi) yang sangat besar pengaruhnya untuk merangsang pertumbuhan dan bakat seni yang ada pada mereka.

No comments

Post a Comment

© アダン
Maira Gall