Saturday, October 20, 2012

TAK LELO LELO LEDUNG




DESKRIPSI

Tak Lelo Lelo Ledung adalah sebuah tembang atau lagu yang sudah sangat dikenal masyarakat Jawa, tembang ini merupakan warisan turun temurun yang sampai saat ini masih belum diketahui siapa yang menciptakannya. Tembang Tak Lelo Lelo Ledung ini biasanya dinyanyikan oleh seorang Ibu kepada anaknya agar cepat tidur atau anaknya yang sedang merengek atau menangis bisa segera tenang. Tembang ini juga sebagai salah satu penggambaran pola pikir masyarakat Jawa dahulu kala, dimana melalui tembang tersebut sosok orang tua mengekspresikan doa dan harapan kepada sang buah hatinya untuk kelak menjadi manusia yang berguna, mulia dan utama serta dapat membanggakan orang tua maupun negara.
Berikut ini lirik tembang Tak Lelo Lelo Ledung beserta artinya yang kurang lebih mewakili maknanya:

Tak lelo lelo lelo ledung / Kutimang timang timang sayang
Cup menenga aja pijer nangis / Diamlah jangan menangis terus
Anakku sing ayu rupane / Anakku yang cantik rupanya
Nek nangis ndang ilang ayune / Kalau menangis nanti hilang cantiknya
Tak gadang bisa urip mulyo / Kuharap bisa hidup mulia
Dadiyo wanito utomo / Jadilah wanita utama
Ngluhurke asmane wong tua / Meninggikan nama orang tua
Dadiyo pendekaring bangsa / Jadilah pahlawan bangsa
Wis cup menenga anakku / Sudahlah berhenti menangis anakku
Kae bulane ndadari / Lihatlah bulannya sedang purnama
Kaya buto ngegilani / Seperti raksasa menakutkan
Lagi nggoleki cah nangis / Sedang mencari anak menangis
Tak lelo lelo lelo ledung / Kutimang timang timang sayang
Cup menenga anakku cah ayu / Diamlah anakku nak cantik
Tak emban slendang batik kawung / Kugendong dengan selendang batik kawung
Yen nangis mundak ibu bingung  / Kalau menangis nanti Ibu bingung
            Lirik Tak lelo lelo lelo ledung, Cup menenga aja pijer nangis, Anakku sing ayu rupane, Nek nangis ndang ilang ayune berisi tentang kasih sayang orang tua kepada anaknya dan rayuan sekaligus pujian untuk membuat diam anaknya agar tidak menangis terus, sekaligus di dalamnya terkandung pesan dan harapan agar sang anak memiliki kepribadian yang kuat dan budi pekerti yang baik.
Satu pengharapan agar tak selalu menangis dan merengek serta segera “cup” diam apabila telah bisa mengeluarkan isi hati kita melalui tangis. Jangan terbuai oleh tangisan kita agar tetap tegar dan selalu terjaga sebagai orang yang baik budi pekertinya (Prayoga, http://fatmawati prayoga.blogspot.com/ 2012/06/lelo-ledung diunduh tanggal 18 Oktober 2012 jam 15.08).

            Sementara lirik Tak gadang bisa urip mulyo, Dadiyo wanito utomo, Ngluhurke asmane wong tua, Dadiyo pendekaring bangsa maksudnya setelah sang anak memiliki kepribadian yang kuat dan mampu tegar ketika menghadapi suatu cobaan hidup yang berat kelak sang anak menjadi orang yang mulia dikehidupan sosial bermasyarakat dan mampu membuat orang tua dan bangsa bangga atas diri sang anak.

            Lirik Wis cup menenga anakku, Kae bulane ndadari, Kaya buto ngegilani, Lagi nggoleki cah nangis menggambarkan sebuah cerita yang dibuat orang tua untuk sang anak sebagai peringatan bahwa jangan cepat puas apabila sudah berhasil melewati suatu cobaan karena masih banyak cobaan dan rintangan yang akan dihadapi sang anak.
Maka pada tembang tersebut kesemuanya itu telah jelas diberikan petunjuk suatu gambaran bulan yang sedang "ndadari" laksana  raksasa yang menakutkan. Dan orang yang mengganggu kesenangan si Raksasa tentu saja akan dimusuhi, sedang  Si Raksasa tak akan berhenti tuk terus mencari orang yang menangis memohon pertolongannya tersebut (Prayoga, http://fatmawati prayoga.blogspot.com/2012/06/ lelo-ledung diunduh tanggal 18 Oktober 2012 jam 15.08).

            Dan pada bait terakhir tembang, lirik Tak lelo lelo lelo ledung, Cup menenga anakku cah ayu, Tak emban slendang batik kawung, Yen nangis mundak ibu bingung berisi pesan agar sang anak tetap selalu berkepribadian yang kuat karena telah diperkuat dengan doa sebagaimana di dalam lirik disimbolkan sebagai slendang batik kawung yang fungsinya sebagai penghilang rasa gundah dan bingung.
…karena tlah dihangatkan tubuh kita oleh satu "jarit kawung" - kain do'a kekuatan (kawung) sehingga terhilangkan segala kegundahan dan kebingungan menuju keteguhan hati (Prayoga, http://fatmawatiprayoga. blogspot.com/2012/06/ lelo-ledung diunduh tanggal 18 Oktober 2012 jam 15.08).

Secara umum bisa disimpulkan isi lirik tembang Tak Lelo Lelo Ledung diatas menggambarkan kebiasaan orang tua dalam mendidik anaknya, seperti segala sesuatu yang selalu diberikan dengan penuh kasih sayang, pujian-pujian yang diucapkan kepada sang anak agar senang hatinya, nasihat-nasihat yang berisi agar sang anak selalu menurut kepada orang tua karena kalau tidak pasti ada balasannya, larangan untuk berbuat buruk dengan dikemas melalui cerita-cerita yang menakutkan anak dan harapan atau doa orang tua agar anaknya menjadi seseorang yang mulia dan utama serta dapat mengharumkan nama orang tuanya bahkan bangsanya.

______________________

No comments

Post a Comment

© アダン
Maira Gall